Batu sangkar, Detikriaunews .com
Sabtu ,8 Februari 2025, Rajo Alam Luhak Nan Tigo. Silahturahmi ke kantor wali nagari Tanjung Alam Batu Sangkar.
Rajo Alam didampingi beserta rombongan Anak istri dan keluarga besar dari Pekanbaru,Mak Yan Dari Tarusan Agam.
Inyiak Afrizal Can St. Rajo Mudo Pandeka Rajo Api, Asder Calvin( Datuk Bandaro Rajo), Hardianto (Datuk Yan Basa), Edi Suantra (Datuak Talangik), Indra Gunawan (St.Bandaro Sati/ Datuak Alam Sati), Tuan Guru Musrizal (Duri), Guru Deni, Guru Tina, Guru Naufal dan para pesilat PPS TALAGO BIRU INDONESIA dari Pasaman dan Maninjau.
Rajo Alam Luhak Nan Tigo, disambut oleh Wali Nagari Khadiman Datuk si Marajo Nan Kayo, Sy. Datuk Manjo diRajo Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Tanjung Alam, Dek Minil Datuk Gunung Anggota KAN, Para Pengurus, Niniak Mamak, serta Tokoh Masyarakat tempatan.
Adapun agenda Rajo Alam Luhak Nan Tigo untuk menjalin Silaturahmi dengan Pemangku Adat yang ada di daerah Tanjung Alam."Manikam Jajak " di tanah Datar
Wali Nagari Tanjung Alam, berserta pengurus sangat bangga dan bahagia menyambut kedatangan Rajo Alam.
"Kami sangat bangga dan senang, Rajo Alam datang kesini,dan kami juga minta maaf jika ada sambutan dan jamuan kami yang kurang sempurna". ungkap nya.
Ditempat yang sama Rajo Alam juga menjelaskan,apa tujuan dan maksud kedatangannya.
"Kami datang kesini untuk menjalin silaturahim,kami datang bersama para guru-guru Tuo silek PPS TALAGO BIRU INDONESIA.
Dalam pertemuan ini, ada sesi tanya jawab, dari Ninik Mamak, serta para Datuk-Datuk.
Datuk Bandaro Rajo (Calvin_red) dengan perlahan tapi pasti, menjelaskan semua sejarah dari keturunan beliau (Rajo Alam).
"Beliau Rajo Alam, adalah keturunan dari Datuk pesisir, yang notebe Datuk pesisir adalah Yang "punya" silek Taralak (jatan/batino).
Minangkabau adalah Bangsa yang besar. Nama Minangkabau sendiri berasal dari Al-Mukminan-Kannabawiyah yang artinya Negeri yang sudah memiliki adat seperti cara Nabi. Dengan makna ini sudah seharusnya orang Minang bangga dengan ini. Sedikit Saya ceritakan hubungan Saya dengan Minangkabawi.
"Beliau diwarisi 3 darah atau disebut juga 3 Luhak/peradaban dari nenek moyang . Yang pertama saya keturunan Datuk Pesisir/Datuk Sri Dewa Raja, kepala suku pesisir di Kerajaan Siak Sri Inderapura yang didirikan oleh Raja Kecik dari Pagaruyung yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah atau dikenal dengan panggilan Marhum Buantan. Datuk Sri Dewa Raja/Dt Pesisir I bernama Encik Syawal adalah anak dari E.Sahid Panglimo Hulubalang/Tuan Gadang dari Basa Ampek Balai Kerajaan Pagaruyung. Tuan Gadang juga keturunan dari Datuak Sri Maharajo Nan Banegonego/Tuanku Lareh
Nan Panjang/Datuk Nan Sakelab Dunie".
Disini Bandaro Rajo menguraikan sedikit tentang beliau ini. Datuk Sri Maharajo Nan Banegonego/Tuanku Lareh Nan Panjang/Datuk Nan Sakelab Dunie adalah saudara dari Datuk Perpatih Nan Sebatang. Mereka adalah anak dari Cati Bilang Pandai bersama Puti Indo Jelito. Dahulunya setelah pembagian 3 Laras di Alam Minangkabau, dimana Laras Koto Piliang dipimpin oleh Datuak Ketumanggungan, Laras Boedhi Chaniago dipimpin oleh Sutan Balun/Datuak Perpatih Nan Sebatang, dan Laras Nan Panjang dipimpin oleh Datuak Sri Maharajo Nan Banegonego/Datuak Nan Sakelab Dunie. Wilayah Laras Nan Panjang ini meliputi Wilayah Agam,Pasaman,dan seluruh Pesisir Barat Sumatera mulai Aceh hingga Lampung. Datuak Sri Maharajo Nan Banegonego adalah Seorang Tokoh Besar di Alam Minangkabawi.
Beliau juga orang yang pertama kali membuka wilayah Lubuk Sikaping ini bersama anaknya Puti Sangko Bulan. Setelah membuka Nagari ini, Puti Sangko Bulan dinikahkan dengan seorang Raja dari Negeri Champa yaitu Raja Syahbandar.
"Keturunannya disebut dengan Urang Champa/Urang Jambak/Suku Jambak. Salah satu anak dari Puti Sangko Bulan bernama Sultan Sri Alam Banio Tinggi yang menjadi cikal bakal Kerajaan Rokan. Setelah berkembangnya Nagari Lubuk Sikaping, Datuak Sri Maharajo Nan Banegonego melakukan perluasan dengan menyisir wilayah Pesisir Barat hingga sampai ke Teluk Airpura/Indropuro/Inderapura. Karena hubungan kekerabatan yang sangat dekat, Datuak Sri Maharajo Nan Banegonego menikahi seorang Puti di Teluk Airpura dan menjadi Raja di Teluk Airpura dengan Nama Sultan Muhamadsyah/Sultan Johan Berdaulat Fil 'alam/Raja Nan Panjang/Raja Berdarah Putih. Keturunannya yang masyhur menjadi Sultan Inderopuro bernama Sultan Jamalul Alam YDD Sultan Sri Gegar Alamsyah Sultan Muhamadsyah Tuanku Berdarah Putih.
"Beliau adalah yang merubah nama Kerajaan Teluk Airpura menjadi Kesultanan Inderapura.
Yang kedua saya juga diwarisi darah dari Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil MuazzamSyah (Sultan Ke 5 Kerajaan Siak Sri Indrapura) melalui pernikahan Sultan Muhammad Ali dengan anak dari Datuk Pesisir/Datuk Sri Dewa Raja.
Yang ketiga saya juga diwarisi darah dari Kesultanan Banten dari pihak ibu saya melalui Syekh Asnawi Caringin Banten. Syekh Asnawi Caringin Banten merupakan salah satu Ulama besar di zamannya. Dari pihak ayahnya beliau merupakan keturunan dari Sultan Agung Mataram, sedangkan dari pihak ibunya merupakan keturunan dari Sultan Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) anak dari Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah.
Pada dasarnya seluruh suku dan kerajaan di Nusantara ini saling bertali silsilah kekerabatan. Terutama melalui tali pernikahan antara nenek moyang kita. Maka dari itu saya disini menegaskan, sudah cukup kita isme kesukuan. Itu hanya membuat perpecahan bangsa. Perpecahan yang diinginkan penjajah terdahulu dengan tujuan melemahkan bangsa kita. Bangsa kita adalah bangsa yang besar. Bangsa yang sangat kaya. Itu membuat setiap pihak ingin memiliki kekayaan alam di Negeri kita ini".Tambah nya
Semua Yang Hadir terpukau dan dilanjutkan Foto bersama. Sebelum Rajo Alam Luhak Nan Tigo.Tubagus.Dato' Pesisir Ahmad Abdari melakukan kunjungan Ke istana Basa Pagaruyung.